Latest topics
User Yang Sedang Online
Total 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 18 pada Wed Jun 10, 2020 11:09 pm
Pencarian
Top posting users this week
No user |
Sanksi baru buat korea Utara? Apakah kim jong un akan mundur atau malah membuat dia semakin mempercepat pengembangan rudal Nuklir ?
Halaman 1 dari 1
Sanksi baru buat korea Utara? Apakah kim jong un akan mundur atau malah membuat dia semakin mempercepat pengembangan rudal Nuklir ?
Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang memperberat sanksi baru bagi Korea Utara. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menyatakan sanksi tambahan itu merupakan respons atas kebandelan Pyongyang yang terus mengembangkan rudal dan senjata nuklirnya.
"Isu rudal dan nuklir Korut adalah ancaman darurat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tindakan provokatif Korut yang telah mengabaikan peringatan internasional sama sekali tidak dapat diterima begitu saja," kata Suga kepada wartawan di Tokyo, Selasa (7/11).
Sanksi baru ini, tutur Suga, akan membekukan aset sembilan organisasi dan 26 individu yang dianggap terlibat dalam program nuklir Korea Utara. Kesembilan organisasi itu seperti bank, yang sebagian besar berbasis di China. Adapun ke 26 individu, ada yang berasal dari Rusia, China, Libya.
Menurut Suga, sanksi tersebut disepakati dalam pernyataan bersama antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tokyo, Senin.
Tambahan sanksi itu diberikan untuk memperkuat tekanan terhadap rezim Kim Jong-un.
Selain Jepang, Korea Selatan juga menambah sanksi baru yang menyasar 18 individual asal Korea Utara. Ke-18 orang itu yang disebut-sebut memiliki keterkaitan langsung dengan bank-bank di Korea Utara. Pemblokiran akses belasan individu terhadap transaksi keuangan di Korea Selatan merupakan upaya untuk memutus arus finansial ilegal ke Pyongyang.
"Mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam institusi keuangan Korea Utara yang telah mendapat sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Belasan individu itu adalah pejabat berpangkat tinggi yang dilaporkan terlibat dengan program pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara," kata seorang pejabat Kementerian Keuangan Korea Selatan yang terlibat langsung dalam penyusunan sanksi.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Baek Tae-hyun, mengatakan penerapan sanksi tersebut bertujuan untuk mendorong orang agar menghindari dan berhati-hati untuk bertransaksi dengan Korea Utara.
"Kami berharap sanksi dapat memblokir sumber pendapatan Korea Utara dan menghentikan pengembangkan senjata pemusnah massalnya," kata Baek, seperti dikutip Reuters.
Sanksi unilateral dari Korea Selatan terhadap tetangganya di utara itu dikeluarkan menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Seoul. Trump dijadwalkan tiba di Seoul pada hari ini dan bertemu Presiden Moon Jae-in.
Kunjungan Trump ini merupakan bagian dari tur perdananya ke Asia selama 12 hari. Setelah Jepang dan Korea Selatan, rencananya presiden AS ke-45 itu juga akan mengunjungi Filipina dan Vietnam untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Manila, juga Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Hanoi.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171107111554-113-254004/jepang-dan-korea-selatan-perberat-sanksi-buat-pyongyang/
"Isu rudal dan nuklir Korut adalah ancaman darurat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tindakan provokatif Korut yang telah mengabaikan peringatan internasional sama sekali tidak dapat diterima begitu saja," kata Suga kepada wartawan di Tokyo, Selasa (7/11).
Sanksi baru ini, tutur Suga, akan membekukan aset sembilan organisasi dan 26 individu yang dianggap terlibat dalam program nuklir Korea Utara. Kesembilan organisasi itu seperti bank, yang sebagian besar berbasis di China. Adapun ke 26 individu, ada yang berasal dari Rusia, China, Libya.
Menurut Suga, sanksi tersebut disepakati dalam pernyataan bersama antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tokyo, Senin.
Tambahan sanksi itu diberikan untuk memperkuat tekanan terhadap rezim Kim Jong-un.
Selain Jepang, Korea Selatan juga menambah sanksi baru yang menyasar 18 individual asal Korea Utara. Ke-18 orang itu yang disebut-sebut memiliki keterkaitan langsung dengan bank-bank di Korea Utara. Pemblokiran akses belasan individu terhadap transaksi keuangan di Korea Selatan merupakan upaya untuk memutus arus finansial ilegal ke Pyongyang.
"Mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam institusi keuangan Korea Utara yang telah mendapat sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Belasan individu itu adalah pejabat berpangkat tinggi yang dilaporkan terlibat dengan program pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara," kata seorang pejabat Kementerian Keuangan Korea Selatan yang terlibat langsung dalam penyusunan sanksi.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Baek Tae-hyun, mengatakan penerapan sanksi tersebut bertujuan untuk mendorong orang agar menghindari dan berhati-hati untuk bertransaksi dengan Korea Utara.
"Kami berharap sanksi dapat memblokir sumber pendapatan Korea Utara dan menghentikan pengembangkan senjata pemusnah massalnya," kata Baek, seperti dikutip Reuters.
Sanksi unilateral dari Korea Selatan terhadap tetangganya di utara itu dikeluarkan menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Seoul. Trump dijadwalkan tiba di Seoul pada hari ini dan bertemu Presiden Moon Jae-in.
Kunjungan Trump ini merupakan bagian dari tur perdananya ke Asia selama 12 hari. Setelah Jepang dan Korea Selatan, rencananya presiden AS ke-45 itu juga akan mengunjungi Filipina dan Vietnam untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Manila, juga Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Hanoi.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171107111554-113-254004/jepang-dan-korea-selatan-perberat-sanksi-buat-pyongyang/
Atma Maulana Anhar- Admin
- Jumlah posting : 17
Join date : 05.11.17
Age : 29
Lokasi : Banjarmasin - Samarinda
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Wed Nov 22, 2017 3:54 pm by Atma Maulana Anhar
» Sejoli di Tangerang Ditelanjangi, Polisi Tangkap Tiga Orang (pasangan yg "diduga" berbuat asusila baiknya dihukum secara peraturan perundang-undangan atau dihukum secara adat) ??
Sat Nov 18, 2017 4:15 am by ɹɐʍsɐ
» Santripreneur Wujudkan Ekonomi Berbasis Syariah
Tue Nov 14, 2017 9:06 am by Atma Maulana Anhar
» 10 Tahun Terakhir Tiongkok sudah menguasai dunia dari Segi Ekonomi , Politik dan Militer.
Fri Nov 10, 2017 9:41 am by Atma Maulana Anhar
» Indonesia Darurat Sampah !!!
Tue Nov 07, 2017 11:03 pm by RizqurRahman
» Mana nih pengguna Whatsapp???
Tue Nov 07, 2017 8:30 pm by Atma Maulana Anhar
» Sanksi baru buat korea Utara? Apakah kim jong un akan mundur atau malah membuat dia semakin mempercepat pengembangan rudal Nuklir ?
Tue Nov 07, 2017 2:35 pm by Atma Maulana Anhar
» Fake WhatsApp di Google Play
Mon Nov 06, 2017 9:17 am by ɹɐʍsɐ
» Rules/peraturan Forum
Mon Nov 06, 2017 9:12 am by ɹɐʍsɐ
» E-Liquid bakal dikenakan cukai 57% ?? Hayo gimana nih temen-temen vape .
Sun Nov 05, 2017 7:52 pm by Atma Maulana Anhar
» Kesulitan cari pelakunya ? atau para pelakunya dilindungi oleh elite politik yang menjadi dalang aksi penyiraman terebut?
Sun Nov 05, 2017 3:31 pm by Atma Maulana Anhar