intelektualmuda
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
User Yang Sedang Online
Total 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu

Tidak ada

[ View the whole list ]


User online terbanyak adalah 18 pada Wed Jun 10, 2020 11:09 pm
Pencarian
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Top posting users this week
No user


POTENSI LAHAN RAWA KHUSUSNYA RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN

2 posters

Go down

POTENSI LAHAN RAWA KHUSUSNYA RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN Empty POTENSI LAHAN RAWA KHUSUSNYA RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN

Post by RizqurRahman Tue Nov 21, 2017 12:22 am

Lahan rawa merupakan lahan yang tergenang secara berkala atau terus menerus secara alami dalam waktu yang lama karena disebabkan oleh drainase yang terhambat. Lahan rawa juga sering disebut dengan berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”,”bog” dan “fen” . “Swamp” adalah istilah umum untuk rawa, digunakan untuk menyatakan wilayah lahan atau area yang secara terus menenrus selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir setiap waktu dalam setahun. Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohon-pohonan, dan di daerah tropis umumnya berupa hutan rawa atau hutan gambut. Menurut Ramsar Convention lahan rawa sendiri sebenarnya mencakup wilayah marsh , fen dan lahan gambut.
Genangan pada lahan rawa biasanya disebabkan oleh naiknya permukaan air laut, karena genangan air hujan, atau air sungai yang meluap. Lahan rawa dibagi manjadi tiga menurut genangannya, yaitu rawa pasang surut, rawa lebak dan rawa lebak peralihan. Rawa pasang surut adalah rawa yang genangannyya disebabkan oleh naiknya permukaan air laut (pasang). Tinggimya pasang air dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil. Rawa lebak merupakan lahan rawa yang genangannya terjadi akibat meluapnya air sungai dan genangan air hujan di daerah cekungan di pedalaman. Biasanya genangan pada rawa lebak terjadi pada saat musim hujan dan tidak ada genangan pada saat musim kemarau. Rawa lebak merupakan lahan rawa yang pasang surutnya air laut masih terasa di saluran utama atau di sungai.
Lahan rawa sebenarnya merupakan lahan yang menempati posisi peralihan di antara sistem daratan dan sistem perairan, yaitu antara darat dan laut, atau di darat itu sendiri, antara wilayah lahan kering dan sungai. Karena menempati posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka biasanya lahan ini sepanjang tahun tergenang dangkal, selalu jenuh air atau air tanah yang dangkal. Sebelum dibuka untuk lahan pertanian, biasanya lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan rushes), vegetasi semak maupun kayu-kayuan.
Di Kalimantan Selatan sendiri sangat terkenal akan lahan gambutnya. Lahan gambut merupakan lahan yang tersusun atas tanah hasil dekomposisi tidak sempurna dari vegetasi pepohonan yang tergenang air sehingga kondisinya anaerobik. Sebagian lahan gambut di Kalimantan Selatan masih berupa hutan. Lahan gambut di Kalimantan umumnya terletak pada zona lahan rawa air tawar, dan sebagian pada zona lahan  rawa pasang surut.
Luas lahan gambut di Kalimantan Selatan yaitu sebesar 106.000 hektar. Dengan luas lahan gambut yang sangat besar sangat memungkinkan untuk Kalimantan Selatan memaksimalkan pertanian dengan memanfaatkan lahan gambut yang tersedia. Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan setidaknya ada 6 alasan mengapa lahan rawa gambut dinilai potensial sebagai lahan pertanian, terutama di musim kemarau. Pertama, yang membuat rawa gambut potensial adalah karena adanya stok air yang melimpah, tinggal diolah tata kelola airnya agar sesuai dengan pola tanam. Kedua, adalah lahan yang di buka lebih cepat pulih dan segera dapat ditanami karena tersedia cukup air. Ketiga, saluran air yang dibuat di kawasan rawa dapat sekaligus berfungsi sebagai sarana transportasi. Keempat, sekitar 90% lahan rawa berada pada dataran rendah, sehingga lebih mudah diolah menjadi lahan pertanian. Kelima, lahan rawa potensial dikembangkan justru ketika musim kemarau tiba, karena kandungan air di dalam tanah menyusut sehingga area tanam lebih luas, sehingga musim panen akan tiba ketika lahan sawah sedang tidak berproduksi, yakni pada September hingga Desember, sehingga dapat mengisi deficit beras. Keenam, hasil biji-bijian dan tanaman rimpang yang ditanam di area rawa dinilai lebih kaya dengan kandungan Se dan Fe, hal ini dikarenakan lahan rawa banyak mengandung endapan mineral.
Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan, Aidi Noor, mengatakan sebanyak 60 ribu hektar lahan rawa di Kalimantan Selatan belum digarap, hal ini disebabkan karena minimnya infrastruktur di sekitar lahan. Lahan pertanian rawa sendiri tersebar di beberapa kabupaten seperti Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Bila dikelola dengan baik, lahan pertanian rawa memiliki tingkat produktivitas 2 kali lipat dari lahan kering. Padi gogo misalnya, apabila ditanam di lahan rawa bisa menghasilkan 5 ton per hektar, sedangkan lahan kering hanya bisa menghasilkan sebesar 2,5 ton per hektar.
Potensi lahan gambut di Kalimantan Selatan tidak hanya di bidang pertanian saja. Dari hasil penelitian yang dilakukan baik di Pulau Sumatra maupun di Kalimantan, habitat rawa gambut mengandung kekayaan keanekargaman yang tinggi untuk jenis flora dan fauna, reservoir/simpanan air, dan simpanan karbon. Kekayaan flora yang berisi bermacam-macam jenis pohon yang kayunya mempunyai nilai komersial tinggi untuk keperluan bahan industri meubel dan konstruksi. Selain itu juga terdapat berbagai jenis pohon yang mempunyai nilai komersial dari hasil non kayu baik berupa getah, lateks, kulit pohon, bahkan mempunyai kandungan zat ekstraksi yang berguna untuk kepentingan obat-obatan. Jenis-jenis pohon rawa gambut yang memiliki potensi strategis seperti bintangur (Caloplryllum lanigerum) yang mempunyai zat bioaktif untu anti virus HIV.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lahan gambut harus diolah dan dikelola dengan benar. Cara yang tepat untuk mengolah lahan gambut yaitu, pembakaran lahan secara benar, membuat saluran air, memberikan pupuk, dan menjaga kelestarian lingkungan. Pengelolaan lahan gambut sebaiknya dilakukan dengan cara pendekatan Pembangunan Pertanian Berbasis Kesesuaian Lahan dan Partisipasi masyarakat, di mana lahan gambut dijadikan sebagai kawan, bukan lawan, dan juga dalam pelaksanaan pengembangan harus bersifat koeksitensi. Pengelolaan lahan rawa gambut perlu dilakukan secara bijaksana dan hati-hati, karena rawa gambut merupakan suatu ekosistem yang mudah rapuh, sehingga kalau pengelolaan tidak dilakukan secara benar rawa tersebut tidak akan lestari.
RizqurRahman
RizqurRahman
Moderator

Jumlah posting : 4
Join date : 05.11.17
Age : 27
Lokasi : Banjarmasin

Kembali Ke Atas Go down

POTENSI LAHAN RAWA KHUSUSNYA RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN Empty Re: POTENSI LAHAN RAWA KHUSUSNYA RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN

Post by Atma Maulana Anhar Wed Nov 22, 2017 3:54 pm

Jadi, secara tidak langsung semakin banyak nya lahan gambut, maka akan semakin banyak daerah resapan air? Berarti semakin bnyak daerah resapan, tentu akan meminimalisir terjadinya banjir? Shocked Rolling Eyes bounce
Atma Maulana Anhar
Atma Maulana Anhar
Admin

Jumlah posting : 17
Join date : 05.11.17
Age : 29
Lokasi : Banjarmasin - Samarinda

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik